Selagi berburu e-comic, e-graphic novel, dan kawan-kawannya, aku jadi sering berpapasan dengan file berformat cbr.
Mula-mula kuabaikan aja, karena lebih familiar dengan pdf dan epub.
Tapi lama-lama keknya terpaksa cari tau tentang ini, secaraaa ya seri lengkap e-book yang kucari kebanyakan tersedia dalam ekstensi cbr ini.
Eh, ternyataaa…
Dot cbr itu cuma penamaan ulang dari dot rar!
Jadi, rupanya gini ceritanya.
Di era 1990-an muncul ide untuk pakai ekstensi khusus pada buku komik. Ini dipopulerkan oleh David Ayton, pencipta CDisplay, aplikasi freeware untuk baca komik.
Kebanyakan komik, manga, dan lainnya kan tersedia dalam format jpeg atau png. Kadang malah gif, bmp, atau tiff. Rempong ye kan kalo musti buka satu demi satu file gambar yang seabrek itu untuk baca ceritanya.
Nah, aplikasi yang dibikin si Ayton dan beberapa developer aplikasi lainnya itu pada dasarnya menyusun dan menampilkan “lembaran” komik secara berurutan supaya rapi dan gampang dibaca.
Cara bikin komiknya pun gampang. Tinggal susun file gambar secara berurutan, lalu disimpan dalam aplikasi kompresi file seperti WinRar, WinZip, dll. Setelah itu dot rar tapi diganti namanya jadi dot cbr. Done! Tinggal dibaca pakai aplikasi viewer!
Orang sono nyebut tipe arsip file ini sebagai comic book archive atau comic book reader file atau sequential image file.
Ekstensi nama file menandai tipe arsip yang dipakai. Misal, cbr berarti diarsip pakai RAR.
.cbz → ZIP
.cbt → TAR
.cb7 → 7z
.cba → ACE
dan seterusnya.
Karena yang populer itu zip dan rar, maka yang paling sering ditemukan adalah ekstensi cbz dan cbr.
Aku masih kaga jelas juga sih apa maksudnya dgn cb itu. Mungkin cbr = compile book with rar ? Atau comic book by rar?
Apalah gitu. Pokoknya sekarang udah gak bete lagi ketemu sama ekstensi ajib ini. Hahaha.